Vaksin Dalam Perspektif Mekanisme Kerjanya

Pada akhir tahun 2019, terjadi suatu wabah pandemi tepatnya COVID-19 yang berasal dari China tepatnya di Wuhan. Covid-19 disebabkan oleh SARSCoV-2 (Severe Acute Respiratory  syndrome Coronavirus 2). Jika dibandingkan dengan SARS pada 2003 dan MERS pada 2012, penyebaran pandemi ini jauh lebih cepat. WHO telah menetapkan Covid-19 sebagai darurat kesehatan global5. Melihat situasi seperti ini, salah satu cara yang sangat memungkinkan untuk mencegah semakin luasnya penyebaran pandemi ini adalah dengan pengembangan pembuatan vaksin. Vaksin tidak hanya memberikan perlindungan bagi orang-orang yang divaksinasi, tetapi juga bagi masyarakat luas dengan mengurangi penyebaran penyakit dalam suatu populasi.

Virus SARS-CoV-2 menyebar dari manusia ke manusia. Menariknya, rantai
penularan dari manusia ke manusia ini dapat terputus, bahkan jika tidak ada kekebalan 100%, hal tersebut disebut sebagai “herd immunity” atau “community protection”, yang  merupakan manfaat penting dari vaksinasi.   

Sebenarnya apakah vaksin itu? Mungkin ini yang menjadi pertanyaan besar buat sebagian besar dari kita yang bukan berada pada lingkungan bidang yang menyangkut tentang vaksin. Sekarang kita coba simak bersama- sama.

Dalam bidang farmasi vaksin merupakan salah satu bentuk sediaan obat yang masuk dalam bentuk larutan. Nah, larutan itu sendiri merupakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahanbahannya,cara peracikan, atau penggunaannya,tidak dimasukan dalam golongan produk lainnya. Dapat juga dikatakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan topikal (kulit).

            Secara umum, vaksin yang dimaksud adalah sediaan yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah sehingga dikategorikan sebagai sediaan injeksi (salah satu jenis sediaan larutan). Merupakan sediaan steril berupa larutan,emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Tujuannya agar kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut Beberapa jenis obat diatas memiliki kegunaan masing-masing salah satunya untuk kekebalan tubuh atau mencegah virus yang masuk kedalam tubuh manusia. Jenis obat yang memiliki kegunaan untuk mencegah virus masuk adalah jenis obatImunoserum (immunosera). Salah satu contoh dari jenis obat ini adalah vaksin. Yang mana vaksin adalah jenis obat yang menetralisir atau mencegah masuknya penyakit dalam tubuh. Vaksin merupakan salah satu produk biologi yang dikategorikan sebagai produk yang berisiko tinggi (high risk), sehingga memerlukan pertimbangan dan 28 perhatian khusus serta pengawasan yang lebih ketat dibandingkan produk obat pada umumnya. Vaksin adalah salah satu dari sediaan farmasi yang dikategorikan sebagai obat khusus yang mana memiliki fungsi tersendiri yaitu mencegah adanya penyakit yang menyebar didalam tubuah manusia. Vaksin bertindak terhadap sebagian besar organisme mikro, sedangkan obat yang biasanya dikonsumsi bertindak melawan bakteri. Maka dari itu vaksin merupakan bagian dari obat yang memiliki peran khusus didalam kekebalan dan kesehatan manusia.

 Jenis-jenis vaksin meliputi :

  1. Live attenuated vaccine adalah Vaksin hidup yang dibuat dari bakteri atau virus yang sudah dilemahkan daya virulensinya dengan cara kultur dan perlakuan yang berulang-ulang, namun masih mampu menimbulkan reaksi imunologi yang mirip dengan infeksi alamiah. Sifat vaksin live attenuated vaccine, yaitu Vaksin dapat tumbuh dan berkembang biak sampai menimbulkan respon imun sehingga diberikan dalam bentuk dosis kecil antigen. Respon imun yang diberikan mirip dengan infeksi alamiah, tidak perlu dosis berganda. Dipengaruhi oleh circulating antibody sehingga ada efek netralisasi jika waktu pemberiannya tidak tepat. Contoh : vaksin polio (Sabin), vaksin MMR, vaksin TBC, vaksin demam tifoid, vaksin campak, gondongan, dan cacar air (varisela).
  2. Inactivated vaccine (Killed vaccine) adalah Vaksin dibuat dari bakteri atau virus yang dimatikan dengan zat kimia (formaldehid) atau dengan pemanasan, dapat berupa seluruh bagian dari bakteri atau virus, atau bagian dari bakteri atau virus atau toksoidnya saja. Sifat vaksin inactivated vaccine, yaitu : Vaksin tidak dapat hidup sehingga seluruh dosis antigen dapat dimasukkan dalam bentuk antigen. Respon imun yang timbul sebagian besar adalah humoral dan hanya sedikit atau tidak menimbulkan imunitas seluler. Titer antibodi dapat menurun setelah beberapa waktu sehingga diperlukan dosis ulangan, dosis pertama tidak menghasilkan imunitas protektif tetapi hanya memacu dan menyiapkan system imun, respon imunprotektif baru barumuncul setelah dosis kedua dan ketiga. Contoh : vaksin rabies, vaksin influenza, vaksin polio (Salk), vaksin pneumonia pneumokokal, vaksin kolera, vaksin pertusis, dan vaksin demam tifoid.
  3. Vaksin Toksoid adalah Vaksin yang dibuat dari beberapa jenis bakteri yang menimbulkan penyakit dengan memasukkan racun dilemahkan ke dalam aliran darah. Bahan bersifat imunogenik yang dibuat dari toksin 33 kuman. Hasil pembuatan bahan toksoid yang jadi disebut sebagai natural fluid plain toxoid yang mampu merangsang terbentuknya antibodi antitoksin. Imunisasi bakteri toksoid efektif selama satu tahun. Bahan ajuvan digunakan untuk memperlama rangsangan antigenik dan meningkatkan imunogenesitasnya. Contoh:Vaksin Difteri dan Tetanu.
  4. Vaksin Acellular dan Subunit adalah Vaksin yang dibuat dari bagian tertentu dalam virus atau bakteri dengan melakukan kloning dari gen virus atau bakteri melalui rekombinasi DNA, vaksin vektor virus dan vaksin antiidiotipe. Contoh vaksin hepatitis B, Vaksin hemofilus influenza tipe b (Hib) dan vaksin Influenza.
  5. Vaksin Idiotipe adalah vaksin yang dibuat berdasarkan sifat bahwa Fab (fragment antigen binding) dari antibodi yang dihasilkan oleh tiap klon sel B mengandung asam amino yang disebut sebagai idiotipe atau determinan idiotipe yang dapat bertindak sebagai antigen. Vaksin ini dapat menghambat pertumbuhan virus melalui netralisasai dan pemblokiran terhadap reseptor pre sel B.
  6. Vaksin Rekombinan adalah Vaksin rekombinan memungkinkan produksi protein virus dalam jumlah besar. Gen virus yang diinginkan diekspresikan dalam sel prokariot atau eukariot. Sistem ekspresi eukariot meliputi sel bakteri E.coli, yeast, dan baculovirus. Dengan teknologi DNA rekombinan selain dihasilkan vaksin protein juga dihasilkan vaksin DNA. Penggunaan virus sebagai vektor untuk membawa gen sebagai antigen pelindung dari virus lainnya, misalnya gen untuk antigen dari berbagai virus disatukan ke 34 dalam genom dari virus vaksinia dan imunisasi hewan dengan vaksin bervektor ini menghasilkan respon antibodi yang baik. Susunan vaksin ini (misal hepatitis B) memerlukan epitop organisme yang patogen. Sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan penentuan kode gen epitop bagi sel penerima vaksin.
  7. Vaksin DNA (Plasmid DNA Vaccines)adalah Vaksin dengan pendekatan baru dalam teknologi vaksin yang memiliki potensi dalam menginduksi imunitas seluler. Dalam vaksin DNA gen tertentu dari mikroba diklon ke dalam suatu plasmid bakteri yang direkayasa untuk meningkatkan ekspresi gen yang diinsersikan ke dalam sel mamalia. Setelah disuntikkan DNA plasmid akan menetap dalam nukleus sebagai episom, tidak berintegrasi kedalam DNA sel (kromosom), selanjutnya mensintesis antigen yang dikodenya. Selain itu vektor plasmid mengandung sekuens nukleotida yang bersifat imunostimulan yang akan menginduksi imunitas seluler. Vaksin ini berdasarkan isolasi DNA mikroba yang mengandung kode antigenyang patogen dan saat ini sedang dalam perkembangan penelitian. Hasil akhir penelitian pada binatang percobaan menunjukkan bahwa vaksin DNA (virus dan bakteri) merangsang respon humoral dan selular yang cukup kuat,sedangkan penelitian klinis pada manusia saat ini sedang dilakukan.

Dalam pengembangan pembuatan vaksin COVID-19 seperti Sinovac menggunakan vaksin yang inaktif sehingga dikategorikan sebagai Inactivated vaccine (Killed vaccine). Maka dari itu sangat mendesak jika semua warga masyarakat melengkapi dosis vaksin agar penyebaran dan peningkatan kasus COVID-19 ini segera dapat teratasi dan kita kembali menjalani kehidupan secara normal lagi.

 

Sumber :

http://www.organisasi.com/

http://www.newsfarras.com.html/

http://inmystery.blogspot.co.id/html

https://ryansultan.blogspot.co.id/2016/10/sejarah-penemuan-vaksin.html

https://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com/

 

Oleh :

Hasmia Bte Hanafi, S. Farm, M,Kes

Beta Melani S. Si , Apt

Wahyuniza Fithra, S.Farm.,Apt

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *